Kasus Anjing Rabies Gigit 7 Warga di Maulafa Kupang: Kronologi, Penanganan, dan Upaya Vaksinasi Massal

Table of Contents
Kasus Anjing Rabies Gigit 7 Warga di Maulafa Kupang
Kasus Anjing Rabies Gigit 7 Warga di Maulafa Kupang

Kasus Anjing Rabies di Maulafa Kupang

KupangKasus Anjing Rabies Gigit 7 Warga di Maulafa Kupang. Pada Kamis, 14 Agustus 2025, suasana pagi di Kelurahan Maulafa, Kota Kupang, mendadak mencekam.

Seekor anjing betina milik warga RT 005/RW 002 tiba-tiba berubah agresif dan menyerang sejumlah orang di sekitarnya.

Insiden ini terjadi sekitar pukul 05.30 WITA dan menimbulkan kepanikan warga karena anjing tersebut menggigit sedikitnya tujuh orang.

Identitas Korban Gigitan

Dari laporan resmi aparat kelurahan dan kepolisian, beberapa korban yang sudah teridentifikasi antara lain:

  • Adeli Tiara (11 tahun) – pelajar sekolah dasar
  • Elviana Adam (40 tahun) – ibu rumah tangga
  • Jeki Semi Rihi (38 tahun) – warga setempat
  • Celyn A. Abigail Beda
  • Claydea M. Junior

Dua korban lain dari RT 007 yang masih dalam proses pendataan

Seluruh korban langsung dilarikan ke RSUD S.K. Lerik Kupang untuk mendapatkan penanganan medis darurat.

Konfirmasi Hasil Laboratorium

Beberapa jam setelah kejadian, anjing tersebut berhasil diamankan warga. Sekitar pukul 10.30 WITA, hewan tersebut akhirnya dimatikan dan sampel otaknya dikirim ke Laboratorium Veteriner Provinsi NTT serta diteruskan ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anjing tersebut positif rabies. Konfirmasi ini menambah kecemasan masyarakat sekaligus menjadi alarm serius bagi pemerintah daerah untuk bertindak cepat.

Penanganan Medis Korban di RSUD S.K. Lerik

Setelah insiden menggigit warga pada pagi hari, seluruh korban langsung dibawa ke RSUD S.K. Lerik Kota Kupang. Tim medis rumah sakit segera melakukan penanganan darurat, mengingat rabies merupakan penyakit yang berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan cepat.

Korban yang masih anak-anak mendapatkan prioritas khusus, mengingat daya tahan tubuh mereka lebih rentan dibanding orang dewasa. Sementara itu, korban dewasa juga ditangani dengan prosedur medis yang sama sesuai standar kesehatan nasional.

Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)

Langkah pertama yang dilakukan adalah membersihkan luka gigitan dengan antiseptik, kemudian memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) secara bertahap. Vaksin ini sangat penting untuk mencegah virus rabies berkembang dan menyerang sistem saraf pusat.

Menurut keterangan medis, VAR harus diberikan maksimal 24 jam setelah gigitan agar efektif mencegah infeksi. Seluruh korban dari Maulafa mendapatkan vaksin ini sesuai jadwal yang sudah ditetapkan dokter.

Risiko Kesehatan Jika Tidak Ditangani

Rabies dikenal sebagai penyakit mematikan karena virus ini dapat menyebar ke otak dan sistem saraf, menyebabkan peradangan parah yang berujung pada kematian. Gejala awal rabies pada manusia biasanya berupa:

  • Demam dan sakit kepala
  • Nyeri di area luka gigitan
  • Perubahan perilaku seperti gelisah atau mudah marah
  • Kesulitan menelan dan takut air (hidrofobia)

Jika penanganan terlambat, rabies hampir selalu berujung fatal. Karena itu, tindakan cepat dengan pemberian VAR di RSUD S.K. Lerik sangat menentukan keselamatan para korban.

Respons Pemerintah dan Aparat

Kasus gigitan anjing rabies di Maulafa mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Tidak hanya tim medis yang bergerak cepat menangani korban, tetapi juga pemerintah daerah, aparat kepolisian, hingga perangkat kelurahan turut mengambil langkah untuk menekan risiko penularan lebih lanjut.

Peran Dinas Peternakan Provinsi NTT

Dinas Peternakan Provinsi NTT segera turun tangan melakukan investigasi serta mengoordinasikan pengiriman sampel otak anjing ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Setelah hasil pemeriksaan dinyatakan positif rabies, dinas ini langsung menyusun program vaksinasi massal untuk hewan peliharaan warga Maulafa.

Selain itu, petugas juga melakukan sosialisasi door-to-door mengenai bahaya rabies, cara mengenali gejalanya pada hewan, serta langkah yang harus dilakukan warga bila ada kasus gigitan baru.

Keterlibatan Dinas Pertanian Kota Kupang

Dinas Pertanian Kota Kupang sebagai instansi teknis di wilayah kota ikut mendukung penuh pelaksanaan vaksinasi massal. Mereka menurunkan tim lapangan untuk mendata jumlah anjing di RT 05, 06, dan 07, sekaligus memastikan distribusi vaksin berjalan lancar.

Keterlibatan Dinas Pertanian ini penting karena mereka berhubungan langsung dengan masyarakat di tingkat kelurahan dan kecamatan. Dukungan berupa tenaga medis hewan dan logistik mempercepat proses vaksinasi terhadap puluhan anjing peliharaan.

Dukungan Polsek Maulafa dan Aparat Kelurahan

Polsek Maulafa juga memainkan peran penting dalam menjaga keamanan selama proses vaksinasi berlangsung. Kapolsek Maulafa, AKP Fery Nur Alamsyah, menegaskan bahwa pihaknya akan selalu mendukung upaya pemerintah mencegah penyebaran rabies di wilayah hukumnya.

Selain itu, Bhabinkamtibmas Aipda Ichsan Djawa turut hadir di lapangan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melaporkan hewan peliharaan yang menunjukkan gejala mencurigakan.

Tak ketinggalan, aparat kelurahan bersama ketua RT/RW setempat ikut memobilisasi warga agar membawa anjing peliharaan mereka ke lokasi vaksinasi. Sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat inilah yang membuat penanganan kasus rabies di Maulafa dapat berjalan lebih efektif.

Vaksinasi Massal Anjing Peliharaan

Setelah insiden gigitan anjing rabies yang mengguncang warga Maulafa, pemerintah daerah bergerak cepat dengan menggelar vaksinasi rabies massal. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025, hanya beberapa hari setelah insiden terjadi, sebagai langkah pencegahan agar kasus serupa tidak menyebar lebih luas.

Jadwal dan Lokasi Vaksinasi

Vaksinasi dilakukan terpusat di tiga titik rawan, yakni RT 05, RT 06, dan RT 07 Kelurahan Maulafa, tempat sebagian besar korban gigitan berdomisili. Petugas lapangan membuka posko di dekat rumah warga agar memudahkan masyarakat membawa hewan peliharaan mereka.

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  • Tim dari Dinas Peternakan Provinsi NTT
  • Tenaga lapangan dari Dinas Pertanian Kota Kupang
  • Aparat Polsek Maulafa dan Bhabinkamtibmas
  • Lurah Maulafa, Ketua RW, serta perangkat RT setempat

Jumlah Anjing yang Berhasil Divaksinasi

Dalam vaksinasi massal tahap pertama, tercatat 37 ekor anjing berhasil divaksin. Hewan-hewan ini sebelumnya didata oleh petugas untuk memastikan distribusi vaksin tepat sasaran.

Walaupun jumlahnya masih relatif kecil dibanding populasi anjing di Kelurahan Maulafa, langkah ini dianggap sebagai awal penting dalam membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) pada hewan. Pemerintah menargetkan vaksinasi lanjutan ke wilayah lain yang berisiko tinggi.

Edukasi Warga Tentang Pentingnya Vaksinasi Hewan

Selain memberikan vaksin, petugas juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Mereka menekankan bahwa anjing peliharaan yang divaksin rabies bukan hanya melindungi hewan itu sendiri, tetapi juga menyelamatkan pemilik dan lingkungan sekitar dari ancaman penyakit mematikan ini.

Pesan utama yang disampaikan adalah:

  1. Jangan biarkan anjing peliharaan berkeliaran tanpa pengawasan.
  2. Lakukan vaksinasi rutin setiap tahun untuk anjing maupun kucing.
  3. Segera laporkan ke aparat atau dinas terkait jika menemukan hewan dengan perilaku agresif, air liur berlebihan, atau gejala mencurigakan lainnya.

Vaksinasi massal ini mendapat sambutan positif dari warga, karena memberikan rasa aman sekaligus meningkatkan kesadaran kolektif untuk mencegah rabies di masa depan.

Bahaya Rabies dan Cara Pencegahannya

Kalau dengar kata rabies, banyak orang langsung merinding. Dan memang benar, rabies bukan penyakit sembarangan. Sekali virusnya masuk ke tubuh dan sampai menyerang otak, peluang sembuh bisa dibilang hampir nggak ada. Itulah kenapa rabies sering disebut penyakit yang fatal tapi sebenarnya bisa dicegah.

Apa Itu Rabies dan Bagaimana Menularnya?

Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini biasanya menyebar lewat gigitan hewan seperti anjing, kucing, atau kelelawar. Begitu virus masuk ke luka, dia akan “jalan pelan-pelan” lewat saraf menuju otak. Saat sudah sampai di otak, gejalanya makin parah dan seringkali berakhir dengan kematian.

Gejala Rabies pada Manusia

Kalau seseorang kena gigitan anjing rabies, gejala awal yang bisa muncul biasanya:

  • Luka terasa nyeri atau panas
  • Demam dan sakit kepala
  • Merasa lemas atau gampang gelisah
  • Kalau sudah parah, bisa muncul gejala yang lebih menakutkan:
  • Susah menelan, bahkan takut minum air (hidrofobia)
  • Kejang-kejang
  • Perubahan perilaku, jadi mudah marah atau agresif
  • Sampai akhirnya koma

Karena itulah, setiap gigitan hewan harus dianggap serius. Jangan nunggu muncul gejala baru panik.

Cara Pencegahan Rabies

Kabar baiknya, rabies itu bisa dicegah dengan langkah sederhana tapi konsisten. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Vaksinasi hewan peliharaan – Ini yang paling penting. Anjing atau kucing peliharaan wajib divaksin tiap tahun.
  2. Jangan biarkan hewan berkeliaran bebas – Selain bisa membahayakan orang lain, hewan yang dibiarkan keluar tanpa pengawasan bisa ketemu hewan liar yang berisiko membawa rabies.
  3. Segera cuci luka gigitan – Kalau digigit anjing, langsung cuci luka pakai sabun dan air mengalir selama 10–15 menit. Ini bisa mengurangi risiko virus masuk lebih dalam.
  4. Segera ke fasilitas kesehatan – Jangan ditunda. Datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk dapat Vaksin Anti Rabies (VAR).
  5. Laporkan ke aparat atau dinas terkait – Kalau ada hewan yang mencurigakan, segera beri tahu supaya bisa ditangani cepat.

Dengan cara-cara sederhana ini, masyarakat bisa jauh lebih aman dan tidak lagi dihantui rasa was-was berlebihan soal rabies.

Refleksi dan Imbauan

Kasus rabies yang menimpa warga Maulafa ini sebenarnya jadi pengingat penting buat kita semua. Rabies memang bukan penyakit baru, tapi sering kali masyarakat masih menganggap sepele. Padahal, kalau sudah terlambat ditangani, nyawa taruhannya.

Pentingnya Kesadaran Masyarakat

Kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam pencegahan rabies. Pemerintah bisa saja turun tangan, menyediakan vaksin, bahkan melakukan vaksinasi massal. Tapi kalau warganya cuek, membiarkan anjing peliharaan tidak divaksin atau malah dilepas bebas di jalan, maka risiko tetap ada.

Di Maulafa, kejadian ini jelas membuka mata banyak orang. Warga akhirnya sadar bahwa anjing peliharaan bukan sekadar teman rumah atau penjaga halaman, tapi juga bisa jadi sumber bahaya kalau tidak dirawat dengan benar. Mulai dari menjaga kebersihan, memberi makan cukup, sampai memastikan vaksinnya rutin — semua itu bagian dari tanggung jawab pemilik hewan.

Ajakan untuk Vaksinasi Hewan Peliharaan

Kalau dipikir-pikir, biaya vaksin rabies untuk anjing atau kucing jauh lebih murah daripada biaya pengobatan orang yang kena gigitan. Belum lagi rasa cemas dan trauma yang dirasakan korban maupun keluarga.

Karena itu, mari sama-sama kita jadikan vaksinasi hewan peliharaan sebagai rutinitas wajib. Jangan tunggu ada kasus baru di lingkungan kita. Lebih baik mencegah daripada menyesal di kemudian hari.

Ingat, anjing yang sehat dan divaksin adalah anjing yang melindungi, bukan membahayakan. Begitu juga dengan kucing atau hewan peliharaan lainnya.

Nomor Darurat atau Instansi yang Bisa Dihubungi

Bagi warga Kota Kupang dan sekitarnya, kalau menemukan kasus gigitan hewan atau melihat anjing dengan perilaku mencurigakan, bisa langsung menghubungi:

  • Dinas Peternakan Provinsi NTT
  • Dinas Pertanian Kota Kupang
  • Polsek Maulafa atau aparat kelurahan terdekat
  • RSUD S.K. Lerik Kupang untuk penanganan medis darurat

Penutup

Kasus gigitan anjing rabies di Kelurahan Maulafa yang menelan tujuh korban ini jelas menjadi pelajaran berharga. Bahwa rabies bukan hanya ancaman di daerah pedalaman, tetapi juga bisa terjadi di pusat kota. Kejadian ini mengingatkan kita untuk tidak menyepelekan kesehatan hewan peliharaan.

Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah dalam Pencegahan

Pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sudah menunjukkan kerja sama yang baik dalam merespons insiden ini. Mulai dari penanganan medis korban, vaksinasi massal anjing peliharaan, hingga sosialisasi ke rumah-rumah. Kolaborasi semacam ini sangat penting agar pencegahan rabies bisa berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

Harapan agar Kasus Serupa Bisa Diminimalisir di Masa Depan

Harapannya, kejadian di Maulafa ini bisa jadi momentum. Mari kita jaga hewan peliharaan dengan lebih baik, vaksin secara rutin, dan jangan ragu untuk melapor bila ada kasus mencurigakan. Dengan begitu, rabies bisa ditekan seminimal mungkin, dan kita semua bisa hidup lebih aman serta tenang.

Kupang Digital
Kupang Digital Blog Kupang Digital - East Nusa Tenggara

Post a Comment